Kalau kamu pernah lihat konten TikTok yang kayaknya cuma cerita biasa tapi ternyata… bikin kamu beli produk tanpa sadar, nah itulah kekuatan soft selling.
Alih-alih ngomong “beli sekarang!” atau “diskon tinggal hari ini!”, soft selling justru ngajak orang beli secara halus dan natural, seolah-olah beli itu keputusan mereka sendiri (padahal kamu yang “ngasih kode”).
Lalu, gimana sih cara bikin soft selling yang tetap menjual tapi nggak maksa?
1. Cerita Dulu, Jualannya Belakanga
Soft selling itu jualan pakai cerita. Ceritakan pengalaman kamu pakai produk tersebut.
Contoh:
“Dulu aku tuh sering banget telat bangun, sampai akhirnya nemu jam alarm ini. Bisa dikontrol pakai suara, jadi aku tinggal bilang ‘nyalain alarm’ — dan hidupku berubah.”
(baru setelah itu sebut: “Link produknya aku taruh di bawah ya kalau kamu juga sering kesiangan.”)
Kenapa berhasil? Orang nggak ngerasa dijualin, tapi ngerasa “gue juga punya masalah kayak gitu.”
2. Tunjukkan Manfaat, Bukan Cuma Fitur
Jangan fokus ke “apa produknya”, tapi ke “apa yang bisa produk itu bantu”.
Contoh salah:
“Ini kipas portable, bisa diputar, baterai 4000 mAh, ada LED, bisa digantung.”
Contoh soft selling yang benar:
“Ini kipas sih jadi penyelamat aku pas mati lampu semalam. Bisa ditaruh di mana aja, bahkan digantung di ranjang. Ada lampunya pula!”
Kenapa berhasil? Karena manfaatnya langsung terasa dan relatable.
3. Ajak Mereka Ngerasain, Bukan Disuruh Beli
Gunakan kata-kata yang memicu imajinasi dan emosi.
Contoh:
“Bayangin deh kamu punya tas yang bisa muat semua isi tas kamu sekarang, tapi tetap kelihatan estetik.”
“Kalau kamu ngerasa kamar kamu kosong banget, coba nyalain lampu ini deh. Vibenya langsung beda.”
Kenapa berhasil? Karena orang membayangkan produk itu di kehidupan mereka sendiri.
4. Gunakan Testimoni atau Reaksi Jujur
Orang lebih percaya review nyata daripada promosi kaku.
Contoh:
“Aku nggak nyangka produk semurah ini bisa senyaman itu. Ini aku udah pakai seminggu dan tiap bangun tidur selalu fresh.”
Kenapa berhasil? Karena terdengar real dan bukan dibuat-buat.
5. Letakkan CTA di Tempat yang Natural
Soft selling tetap butuh Call to Action, tapi jangan teriak-teriak.
Contoh CTA Soft Selling:
- “Kalau kamu pengen coba juga, aku taruh link-nya ya.”
- “Ini produk yang aku pakai, siapa tau kamu butuh juga.”
- “Nggak nyangka sih, tapi kalau kamu penasaran juga, cek di sini.”
Kapan CTA ditaruh?
- Kalau bentuknya narasi panjang: taruh di akhir
- Kalau kontennya singkat dan cepat: bisa langsung di awal (tapi tetap dengan nada santai)
Bonus: Gunakan Gaya Bahasa Sehari-Hari
Soft selling yang paling kuat adalah yang terasa seperti obrolan antar teman.
Contoh gaya bahasa:
“Eh gue mau spill dikit nih, ini tuh alat paling berguna yang pernah gue beli di TikTok!”
“Ini sih bukan endorse ya, gue beli sendiri. Tapi kok malah jadi favorit.”
Soft Selling = Cerita yang Bikin Orang Beli Tanpa Disuruh
Soft selling itu powerful banget di TikTok karena:
- Penonton lebih suka konten yang natural
- Rasa percaya terbentuk karena jujur & relatable
- Orang beli bukan karena disuruh, tapi karena ngerasa butuh
Jadi, kuncinya cuma satu: cerita sejujur mungkin, kasih solusi, dan biarkan mereka memutuskan. Tapi jangan lupa taruh link-nya!